Minggu, 20 November 2016

Pesan Ibu
“nak ibu berpesan jangan berburuk sangka dan jangan menyalahkan takdir” rintihan ibu terdengar di telingaku pelan
Suaranya pelan karena sakit yang menimpanya sudah beberapa bulan akhir ini.
“iya bu” kujawab degan senyum
“Ibu serius nak, ketika nanti kamu mengalami ini, ibu berpesan jangan pernah berburuk sangka dan menyalahkan takdir” suara ibu makin melemah dengan batuk yang mengiringinya.
“iya bu, dinda akan ingat kata-kata ibu” kujawab dengan senyuman dan ku tatap wajahnya.
Tak lama pun ibu terdiam matanya tertutup, tubuhnya melemas, wajahnya berubah semakin pucat. Aku sedikit heran dan kebingungan ku panggil “buk,buk,buk (sambil mendekat kepadanya yang berbaring dikasur).
“bu, apa ibu tertidur?” ku pegang tangan nya ya oh Tuhan, sekujur badan ibu dingin tidak ada rasa hangat sama sekali. Aku mulai panik ku panggil tetangga karena memang tidak ada kerabat terdekat.
“Pak joko tolong ibuku mengapa badan nya berubah menjadi dingin dan wajah nya pucat? tanya ku dengan panik
Dia periksa badan ibuku dengan memegang denyut nadi nya lalu membuka mata ibu ku, dia terdiam sebentar raut muka nya menunjukan kesedihan.
“Ada apa?” Tanyaku resah dan gelisah
“Maaf dinda, ibumu sudah meningalkan dunia ini”. Jawab nya dengan sedih
Hatiku tidak karuan, aku tidak bangkit berdiri pikiran ku melayang aku jatuh setengah sadar ku katakan tidak mungkin, bagaimana mungkin ibu baru saja berbicara dengan ku, itu tidak mungkin. Pak joko berbohong dengan ku, aku tidak percaya. Aku menangis sesak dan masih tidak percaya namun kulihat badan ibu memang seperti tidak bernyawa.
“Sabar din, ini sudah kehendak Tuhan  kita ikhlaskan saja”.
“Bagaimana aku mengikhlaskan nya pak, sedangkan dia adalah orang satu-satunya yang ku punya”.
“Sudah, ini sudah jadi takdir sang Kuasa, kita tidak bisa melawan nya”. Jawab pak Joko
Innalillahi wa innailaihi raji’un. Ku ucap kalimat tarjih, serentak ku ingat kata-kata pesan yang ibu sampaikan beberapa waktu lalu “jangan pernah berburuk sangka dan menyalahkan takdir” ya, ya,ya aku ingat sangat ingat, itu proses dimana detik detik kematian ibu ku tatap wajah nya dengan senyuman lembut dan ia berbaring dalam keadaan yang lemah tapi aku mencoba untuk senyum padanya saat dia berkata seperti itu.
Apa itu pesan terakhir yang ibu sampaikan untuk ku? Ya itu mungkin pesan, itu sangat menggetarkan hatiku saat ku ingat lagi kata-kata tersebut dalam pikiran ku.
Ibu aku ikhlas aku rela aku hampir berburuk sangka dengan Tuhan  karena telah mengambil ibu ku dan hampir ku salahkan takdir yang berjalan seperti ini tapi terlintas di pikiran ku ketika pak Joko berkata “Sudah, ini sudah jadi takdir sang Kuasa, kita tidak bisa melawan nya”.
Aku langsung ingat kata pesan mu padaku sebelum kau tinggalkan dunia ini. Terima kasih ibu, aku sayiang padamu semoga kau bahagia disana semoga Allah mengampuni dosa mu. aamiin

4 komentar:

  1. Intinya , rencana allah itu pasti lebih indah ya nov

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Allah itu tergantung bagaimana prasangka hambanya ( Hadits Qudsiy )
    Kalau kita berprasangka baik dengan takdir Allah, maka akan menghasilkan suatu yang baik dan begitu juga sebaliknya.

    BalasHapus